5 Tipe Pacaran yang tidak sehat

Semburat langit senja merambat pada kaca jendela salah satu restoran fast food yang menyediakan ayam tiren goreng kriuk. Di salah satu meja yang menghadap kaca jendela, Wakiman sedang memperhatikan Marni dari balik frame kaca mata cokelatnya yang lebar dan lebih mirip kacamata tukang las.

“Sayang, kamu mau nambah lagi?” tanya Wakiman kebingungan melihat Marni baru saja memanggil waitress setelah menelan dengan paksa bagian dengkul ayam.

“Iya, Beb. Gapapa kan?” Marni mengedipkan matanya dengan genit dan cepat. Tubuh Marni memang tidak wajar besarnya. Diameter betis dan pinggangnya sama.

Baca Juga


Wakiman menelan ludah, berarti ini ayam ke 87 yang dipesan kekasihnya. Dia merasa ludahnya terasa pahit karena teringat jumlah uang di dompetnya dan juga kesehatan Marni yang selama setahun terakhir mengkonsumsi fast food dengan frekuensi di atas normal.

“Nggak apa-apa kok, tapi ini yang terakhir ya? Nggak bagus kamu makan fast food terus, nanti–“

“GENDUT?” tukas Marni cepat sambil melotot. “IYA KAN?! Nanti aku gendut?”

“KASIHAN KELUARGA AYAMNYA!” Wakiman gelagapan. “Kamu emang nggak pernah kepikiran nasib keluarga ayam yang kamu makan?”

“Maksud kamu?” Marni mendengus kesal sambil cemberut dan meremas dagu waitress pria yang baru tiba untuk mengangkat piring kotor.

Wajah Wakiman tiba-tiba pucat seperti orang yang terserang penyakit antraks. Dia berkata dengan nada pelan dan lirih. “Gimana kalo ayam yang kamu makan itu punya anak yang masih kecil? Terus dia janda, apa kamu gak kasihan sama nasib anaknya yang tinggal tanpa kasih sayang sang induk?”

Marni termenung mendengar pertanyaan Wakiman. Selera makannya langsung menguap entah ke mana. Tiba-tiba saja Marni terisak pelan. “Maafin aku, Sayang. Yaudah, aku nggak nambah lagi. Pulang yuk?”

“Yuk… Eh tapi kamu pulang naik taksi aja ya kayak kemarin.” Wakiman tersenyum memamerkan deretan giginya yang berwana chrome.

“Oke.” Marni mengangguk, lalu dengan santainya ia memasukkan tangannya ke kantung kemeja Wakiman untuk mengambil ongkos pulang. Selembar uang lima puluh ribu. Kemudian ia mencium pipi Wakiman sebagai tanda terima kasih dan pergi meninggalkan kekasihnya itu.

Setelah punggung Marni menghilang dari balik pintu restoran, Wakiman mengembuskan napas lega dan mencari siasat bagaimana caranya untuk keluar dari restoran ini tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.

Kemudian tanpa rasa ragu, Wakiman membuka seluruh pakaiannya dan berlari di dalam restoran itu sambil berteriak cepat berkali-kali. “MONYET BAWA PAKU!” Dan membuat seluruh orang di restoran itu melihat ke arahnya. Karena Wakiman dikira gila, kemudian dia diusir dari restoran tanpa disuruh bayar.

Aduh, kasian banget sih nasib Wakiman ya. Demi memenuhi keinginan kekasihnya, dia rela mempermalukan dirinya sendiri. Berangkat dari kisah Wakiman, itu adalah salah satu tipe pacaran yang nggak sehat. Pacaran yang jarang olahraga. OKE BYE!

Tapi nih ya, masih ada tipe pacaran yang nggak sehat. Kanda akan membahasnya buat kamu-kamu yang jomlo dan baru aja jadian, supaya gak memiliki tipe-tipe pacaran seperti di bawah ini.

Pacaran yang bikin kamu terisolasi dari hubungan penting lain


Seringkali terjadi, ketika punya pacar, banyak orang yang jadi terisolasi dengan hubungan penting lain seperti pertemanan, persahabatan, dan yang paling parah… Keluarga!

Itu semua karena terlalu fokus berhubungan dengan pacar, dan jadi lupa betapa pentingnya menjaga hubungan lain. Nggak heran muncul kalimat seperti ini.

“Sombong banget lo semenjak punya pacar! Gak pernah ikut ngelem.”

“Nak, kamu kok jadi jarang di rumah sejak pacaran?”

“Katanya sahabat, dihubungin tapi susah banget semenjak pacaran!”

Nah kan, tentu tipe pacaran ini memiliki dampak negatif terhadap interaksi kamu sebagai makhluk sosial. Jangan sampai kamu melepas tali ikatan hubungan penting lain, apalagi kalo itu permintaan si pacar. Mending putusin sejak dini deh kalo pacar kamu begitu.

Pacaran yang bikin kamu jadi masokis

Kanda sering banget geleng-geleng kepala mendengar kasus pacaran yang bikin salah satu pelakunya menderita, tapi anehnya tetap bertahan. Karena apa? KARENA SAYANG!

Menderita yang dimaksudkan itu adalah luka yang timbul secara fisik dan perasaan. Ada kan tuh hubungan yang salah satu pasangannya sering bertindak kasar main tangan, main pukul. Dan yang sering terdengar adalah korbannya cewek.

Girls, perlu dicamkan sama kamu ya. Kalo kamu punya pasangan yang suka berbuat kasar, mending buru-buru akhiri hubungan itu. Nggak usah berlindung di balik kalimat “Nggak bisa, udah terlanjur sayang. Mungkin itu cara dia nunjukkin kasih sayangnya.” Itu bikin kamu jadi pribadi yang masokis dan menyedihkan. Dan cara menujukkan kasih sayang itu nggak dengan kekerasan! Nggak ada satupun alasan waras bagi cowok buat mukulin cewek.

Pacaran yang bikin kamu lupa masa depan

Orang yang sedang jatuh cinta itu suka lupa dengan banyak hal yang mestinya harus diurusi dan diutamakan. Banyak yang saking menikmati pacaran, jadi malas dan lupa dengan tanggung jawabnya. Ada kan tuh yang gara-gara keasyikan pacaran, akademisnya jadi berantakan. Bolos sekolah/kuliah demi ketemu si pacar dan males ngerjain tugas karena galauin si pacar.

Sadar nggak sih itu bikin kamu lupa masa depan? Sedangkan masa depan itu sangat penting bagi jenjang hubungan yang lebih serius, ditambah fakta bahwa orang tua pasti sedih dan marah kalo tau akademisnya buruk. Bayangkan jika hal itu terjadi, yang rugi siapa? Ya jelas kamu sendiri.

Pacaran yang baik itu justru membentuk pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab dengan masa depannya. Bersama si pacar, kamu jadi rajin belajar dan cepat menyelesaikan pendidikan. Kalo udah selesai kan enak, bisa kerja dan nabung buat nikah untuk bekal berumah tangga nanti.

Emang nggak malu modal pacaran dari orang tua mulu?

 Pacaran yang bikin kamu nggak jadi diri sendiri

“Ngapain sih kamu ngejalanin hobi yang gak penting itu?”

“Kamu nanti harus begini ya…”

“Aku gak mau tau, aku pengin kamu…”

AH! Bullshit! Lagi-lagi demi membahagiakan pacar, kamu harus rela melakukan hal yang nggak kamu mau dan meninggalkan hal yang ‘kamu banget’. Hayo, di antara kamu-kamu pasti ada yang kayak gitu kan? Itu tuh bener-bener gak sehat.

Pacaran itu adalah sebuah tahap hubungan yang menciptakan ruang baru yang seharusnya diisi dengan banyak hal baru dan memberikan kebebasan. Jadi kalo pacaran justru bikin kamu nggak jadi diri sendiri, itu sama aja menghambat proses kamu untuk maju.

Buat apa pacaran kalo kamu dipaksa melakukan hal yang nggak kamu suka? Apalagi itu bukan demi kebaikan, hanya memenuhi ego pacarmu. Perlahan-lahan kamu akan merasa tersika dan bikin kamu merasa asing dengan diri sendiri. Kalo dia emang sayang, justru dia akan mendukung kamu dan membebaskan kamu melakukan hal yang kamu suka, asalkan tetap menjaga hati dan perasaannya.

Pacaran yang mengatasnamakan bukti cinta dengan making love

Dewasa ini, Kanda dan seluruh orang tua ngerasa pergaulan remaja itu udah pada tahap yang parah banget. Terlalu bebas. Entah udah berapa kali Kanda mendengar kabar dan berita remaja yang tiba-tiba aja mendapat gelar MBA. Iya, married by accident, alias menikah karena hamil.

Pastinya itu adalah hal yang sangat fatal dan memalukan, serta mempengaruhi psikologis baik terhadap pelaku dan keluarganya. Itu juga dinilai aib besar di mata masyarakat. Bagaimana hancurnya perasaan orang tua yang anaknya mengalami hal itu? Dididik dari kecil baik-baik, eh udah gede malah…, oh astaga amit-amit jabang olaraga.

Kisanak sekalian, cinta itu memang butuh bukti dengan bentuk tindakan. Genggaman tangan, pelukan, dan cium pipi. I think it’s enough. Nggak sampai menjamah bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan berhubungan seksual.

Terlebih jika kamu cewek, keperawanan adalah hal yang SANGAT BERHARGA, sekali lagi SANGAT BERHARGA dan nggak bisa kamu miliki dua kali. Itu adalah mahkota kehormatan yang nantinya kamu berikan sama suami kamu nanti.

Jangan karena pacar kamu meminta bukti cinta, kamu dengan mudahnya memberikan itu ke pacar kamu yang ‘hanya janji’ akan jadi masa depanmu. Seperti yang sudah-sudah, penyesalan itu datangnya belakangan. Kalo mau, ya dia harus buktiin janjinya dulu. Menang banyak lu. ~


Sorry to say, memang, alat kelamin kamu itu bukan milik negara, dan boleh kamu gunakan, tetapi pada saatnya nanti ketika udah nikah dan dinilai jadi kebutuhan. Saran Kanda, kalo kamu emang udah ngebet banget pengin making love, buru-buru selesaikan pendidikan, kerja, dan menikahlah! Bebas sama siapa juga, sama gerobak getuk juga boleh. Yang penting udah sah.

Orang yang tepat buat kamu adalah orang yang menyayangi kamu dengan cara membebaskan, menjaga dan menghormati, bukan merusak.

Itulah tipe-tipe pacaran yang nggak sehat, yang sebaiknya kamu hindari dan kalo perlu diakhiri sedini mungkin. Semoga bisa jadi warning buat diri kamu supaya gak bertindak bodoh.

Jadi sebagai penutup, karena Kanda udah pegel banget nulisnya, di antara kamu-kamu apakah ada yang pernah atau sedang menjalani tipe pacaran di atas? Coba share di kolom comments, kita bicarakan baik-baik. ~

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "5 Tipe Pacaran yang tidak sehat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel